Secaranasab, dia merupakan putra bungsu dari pasangan Mbah Hasyim dan Nyai Nafiqoh. Tanggal kelahirannya adalah 3 Agustus 1929 M. Lingkungan Pesantren Tebuireng menjadi tempatnya pertama kali menghirup udara dunia. Yusuf Hasyim tumbuh besar di tengah komunitas santri. Kesehariannya tidak lepas dari pelbagai aktivitas islami, mulai dari bangun
Untukitu disini kami akan mencoba membahas mengenai pendidikan di Indonesia pada masa pendudukan Jepang dan awal kemerdekaan. Lahirnya suatu sistem pendidikan bukanlah hasil suatu perencanaan menyeluruh melainkan langkah demi langkah melalui eksperimentasi dan didorong oleh kebutuhan praktis di bawah pengaruh kondisi sosial,
WilayahIndonesia sangatlah luas. Komunikasi dan transportasi sekitar tahun 1945 masih sangat terbatas. Di samping itu, hambatan dan larangan untuk menyebarkan berita proklamasi oleh pasukan Jepang di Indonesia, merupakan sejumlah faktor yang menyebabkan berita proklamasi mengalami keterlambatan di sejumlah daerah, terutama di luar Jawa.
2 MAN (Metropolitan Area Networking) pada prinsipnya sama dengan LAN, hanya saja jangkauan wilayahnya lebih luas dibandingakan. LAN dan biasanya menghubungan 2 atau beberapa LAN yang berdekatan. 3. WAN (Wide Area Notworking) adalah suatu jaringan yang memiliki jarak jangkauan yang sangat luas yang mencakup wilayah.
TheGrand Old Man (Haji Agus Salim) Haji Agus Salim (lahir dengan nama Mashudul Haq (berarti "pembela kebenaran"); lahir di Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat, Hindia Belanda, 8 Oktober 1884 – meninggal di Jakarta, Indonesia, 4 November 1954 pada umur 70 tahun) adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia. Haji Agus Salim ditetapkan sebagai
Laluperbedaan di antara kedua asal-usul ini menyulut pertentangan di antara mereka baik pada masa perang kemerdekaan maupun sesudahnya. versus pasukan Jepang pada akhir September 1945 dan
Pascapengakuan kedaulatan, bangsa Indonesia mengalami permasalahan ekonomi yang sangat kompleks. Misalnya inflasi tinggi, rusaknya infrastruktur, hutang negara meningkat, defisit anggaran, rendahnya investasi, dan lain sebagainya. Langkah yang diambil pemerintah Indonesia dalam mengatasi masalah ekonomi pasca pengakuan kedaulatan, antara lain kebijakan
Didaerah-daerah dibentuk Sumuka; (2) Pondok pesantren sering mendapat kunjungan dan bantuan pemerintah Jepang; (3) Mengizinkan pembentukan barisan Hizbullah yang mengajarkan latihan dasar seni kemiliteran bagi pemuda Islam di bawah pimpinan K.H. Zainal Arifin; (4) Mengizinkan berdirinya Sekolah Tinggi Islam di Jakarta di bawah asuhan K.H
s3uF0s. - Perjanjian Kalijati merupakan hasil perundingan antara pihak Jepang dan Belanda yang ditandatangani tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Isi Perundingan Kalijati mengawali sejarah berakhirnya era pemerintah kolonial Belanda di Indonesia, digantikan oleh pendudukan militer terlibat langsung dalam Perang Dunia II, khususnya di kawasan Asia Pasifik atau yang disebut juga sebagai Perang Asia Timur Raya. Perang Dunia II dimulai ketika Jerman yang dikuasai Nazi pimpinan Adolf Hitler meyerang Polandia pada 1 September 1939. Selanjutnya, tanggal 10 Mei 1940, Jerman menyerang Belanda yang membuat pemerintahannya goyah. Situasi terbaru ini membuka wacana terkait kedudukan Belanda di wilayah-wilayah koloninya, termasuk Hindia Belanda atau Sejarah Indonesia Modern 1200-2008 2008 karya Ricklefs, Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu, Tjarda van Starkenborgh Stachouwer, mengungkapkan bahwa akan terjadi perubahan setelah perang juga Hari Pahlawan 10 November & Sejarah Pertempuran Surabaya 1945 Fakta-fakta Menarik Sejarah Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 Dirgahayu HUT TNI 5 Oktober Urutan Sejarah BKR hingga ABRI Latar Belakang Perjanjian Kalijati Pada 1940, Jepang beraliansi dengan dua negara fasis di Eropa yakni Jerman serta Italia untuk menghadapi Sekutu di medan Perang Dunia II. Jepang, Jerman, dan Italia membentuk Blok Poros. Sedangkan Blok Sekutu terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Australia, Perancis, Belanda, dan beberapa negara kemudian berhasil mengalahkan Perancis dan memberikan kesempatan kepada Jepang untuk membangun pangkalan militer di kawasan Indocina atau Asia Tenggara. Situasi ini membuat Jepang mencium peluang untuk merebut wilayah Indonesia dari menolak mentah-mentah kehadiran Jepang di Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Tidak hanya itu, Belanda juga membekukan seluruh aset Jepang yang ada di Indonesia. Perlu diketahui, pada 1938-1939 Jepang berhasil masuk ke Indonesia dengan misi ekonomi. Oleh karena itu, Jepang punya aset di Indonesia yang masih dalam cengkeraman pemerintah kolonial Hindia merespons dengan memperkuat pangkalan militer mereka di Asia Tenggara. Bahkan, pada 7 Desember 1941, pasukan Dai Nippon secara mendadak menyerang Pearl Harbour, pangkalan militer Amerika Serikat yang berada di buku Serangan Jepang ke Hindia Belanda pada masa Perang Dunia II 2009 yang disusun oleh Himawan Soetanto dan kawan-kawan, gebrakan Dai Nippon ke Pearl Harbour segera diikuti gerak maju ke wilayah lain, termasuk Filipina, Myanmar, Hong Kong, Thailand, dan Semenanjung Malaya pada Desember 1941. Hindia Belanda tak pelak turut terancam. Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh Stachouwer akhirnya menyatakan perang terhadap Jepang. Baca juga Agresi Militer I Saat Belanda Mengingkari Perjanjian Linggarjati Peristiwa Rengasdengklok Sejarah, Latar Belakang, & Kronologi Isi, Makna, & Sejarah Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 Tulisan Muhammad Rijal Fadli & Dyah Kumalasari bertajuk "Sistem Ketatanegaraan Indonesia pada Masa Pendudukan Jepang" dalam Jurnal Sejarah dan Budaya Volume 13, No. 2, 2019 mengungkapkan, pernyataan perang tersebut direspons Jepang yang kemudian masuk ke wilayah Indonesia pada 12 Januari 1942 melalui Tarakan, Kalimantan Utara, yang berbatasan dengan bawah pimpinan Jenderal Hitoshi Imamura, Jepang dengan cepat menguasai wilayah-wilayah penting di Jawa pada 1 Maret 1942, yakni Teluk Banten, Eretan Wetan di Jawa Barat, dan Kragan di Jawa Tengah. Selanjutnya, tanggal 5 Maret 1942, Jepang menduduki Batavia dan mengumumkan bahwa kota tersebut tidak lagi dikuasai oleh Belanda. Sore hari pada 7 Maret 1942, pasukan Belanda menyerah kepada Jepang di Bandung. Dari sinilah kemudian Perundingan Kalijati dan Tokoh Perjanjian Kalijati Dikutip dari Sejarah Pergerakan Nasional Dari Budi Utomo Sampai Proklamasi 1908-1945 2001 karya Suhartono, pertemuan dilangsungkan di Kalijati pada 8 Maret 1942. Disepakati bahwa angkatan perang Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Selanjutnya, dilakukan penyerahan kekuasaan atas wilayah Indonesia oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Tjarda van Starkenborgh Stachouwer dan Letnan Jenderal Heindrik Ter Poorten yang merupakan Komandan Angkatan Perang Belanda di Jawa kepada Jenderal Hitoshi Imamura selaku wakil delegasi Dai saat itu, wilayah Indonesia berada dalam pendudukan pemerintahan militer Jepang. Hingga akhirnya, Dai Nippon mengalami kekalahan dari Sekutu dalam Perang Asia Timur Raya yang membuka peluang bagi bangsa Indonesia untuk memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. - Sosial Budaya Kontributor Alhidayath ParinduriPenulis Alhidayath ParinduriEditor Iswara N Raditya
IJEPA atau Indonesian-Japan Economic Partnership Agreement merupakan sebuah kesepakatan kerja sama dalam bidang ekonomi antara Indonesia dengan Jepang. Bentuk kerja sama ini merupakan sebuah langkah penting untuk membangun hubungan baik di antara kedua negara serta dalam rangka memajukan perekonomian Jepang dan Indonesia. Ada tiga pilar yang menjadi landasan dari IJEPA yakni, liberalisasi, fasilitasi investasi/perdagangan dan kerja sama. Tulisan ini akan membahas mengenai hubungan Indonesia-Jepang melalui kebijakan IJEPA atau Indonesian-Japan Economic Partnership Agreement dari perspektif konstruktivisme. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Analisis Hubungan Indonesia-Jepang melalui Kebijakan IJEPA Indonesian-JapanEconomic Partnership Agreement berdasarkan Perspektif KonstruktivismeTulisan ini akan membahas mengenai hubungan Indonesia-Jepang lewat kebijakan IJEPAatau Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement dari perspektif konstruktivisme. IJEPAmerupakan sebuah kesepakatan kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan Jepang. Kepalanegara Jepang dan Indonesia menandatangani perjanjian ini pada tanggal 20 Agustus 2007,bertempat di Jakarta. Tetapi, IJEPA mulai berlaku secara efektif sejak 1 Juli 2008. Bentuk kerjasama ini merupakan sebuah langkah penting untuk membangun hubungan baik di antara keduanegara serta dalam rangka memajukan perekonomian Jepang dan Indonesia. Ada tiga pilar yangmenjadi landasan dari IJEPA yakni, liberalisasi, fasilitasi investasi/perdagangan dan kerja nasional antara Jepang dan Indonesia mengantarkan kedua negara tersebut untukmenyepakati perjanjian IJEPA. Dibalik kerja sama yang bersifat liberal ini, penulis akanberusaha untuk menganalisis kebijakan IJEPA dari kacamata teori konstruktivisme, penulis menilai bahwa Jepang dan Indonesia terusberusaha membangun hubungan baik di antara keduanya dengan mengadakan beberapa kerjasama, salah satunya dengan kebijakan IJEPA. Ketika melihat nilai-nilai historis di mana Jepangpernah melakukan penjajahan terhadap Indonesia, maka menjadi suatu hal yang sangat pentinguntuk membangun kembali hubungan baik di antara kedua negara tersebut demi kebaikanbersama. Penulis berargumen bahwa kebijakan IJEPA tidak hanya bermotif ekonomi, tetapi adanilai-nilai lain yang melatarbelakanginya. Oleh karena itu, tulisan ini kemudian akan dibagimenjadi tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan mengenai teori konstruktivisme, bagianpembahasan tentang analisis kebijakan IJEPA dari perspektif konstruktivisme, dan bagianterakhir yaitu Konstruktivisme dalam Ilmu Hubungan InternasionalKonstruktivisme merupakan salah satu teori dalam Ilmu Hubungan Internasional yangmulai berkembang dan populer setelah Perang Dingin berakhir, yaitu sekitar tahun para ahli dalam menjelaskan bagaimana Perang Dingin berakhir menggunakan teoriklasik HI, menjadi salah satu pemicu munculnya teori konstruktivisme. Konstruktivisme sesuai dengan kata dasarnya yaitu konstruksi, berarti sesuatu yang dibuat atau dibentuk. Para pakarkonstruktivisme mengadopsi hipotesis-hipotesis konstruksi sosial yang mengatakan bahwamanusia, baik itu individu ataupun kelompok, membentuk lingkungan mereka dari aspek makrodan mikro secara aktif Wicaksana 2018. Perspektif konstruktivisme sendiri terbagi dalam duabagian, yaitu sosiologi institusional yang berbicara tentang struktur, norma, hingga peranorganisasi internasional dan transnationalism yang membahas mengenai peran aktorinternasional dalam berinteraksi Wardhani 2022.Perspektif konstruktivisme merupakan teori yang diadaptasi dari studi ilmu oleh Wicaksana 2018 bahwa konstruktivisme menjelaskan premis tentang aktorsecara berbeda jika dibandingkan dengan teori neo-neo, liberalisme, maupun teori tradisional dalam HI tidak memberikan kesempatan agensi-agensi di luarnegara, tetapi pada kenyataannya, persoalan internasional tidak selalu disebabkan oleh konstruktivisme yang muncul membuka space luas untuk aktor-aktor di luar negarasebagaimana dijelaskan oleh Weber 2005 dalam Wicaksana 2018 bahwa terdapat kelompokaktor penting seperti individu, kelompok elit, birokrasi, korporasi, organisasi internasional, dangerakan sosial yang turut berperan dalam hubungan internasional. Selain itu, terdapat perbedaanyang cukup signifikan terkait pandangan antara para kontruktivis dengan realis terkait dunia. Dimana para konstruktivis berargumen bahwasanya sistem internasional merupakan sesuatu yangdapat dikonstruksi secara sosial sedangkan para realis beranggapan bahwa sistem internasionalterbentuk secara natural tanpa campur tangan pihak Fierke 2007, para pakar konstruktivis telah menggarisbawahi beberapa asumsidasar. Asumsi pertama mengatakan jika konstruksi sosial tidak hanya dipandang sebagai sebuahrealitas objektif tunggal, di mana konstruktivisme berusaha untuk menjelaskan fenomenainternasional tidak hanya dari satu aspek. Asumsi kedua yang dibawa oleh kaum konstruktivisialah, mereka lebih menekankan dimensi sosial serta pentingnya norma, aturan, dan bahasadalam sistem internasional. Kemudian asumsi ketiga dikatakan jika politik internasionalmerupakan dunia yang dapat dibentuk. Menurut kaum konstruktivis, proses interaksi yangdilakukan oleh aktor internasional dapat memicu kemungkinan munculnya agensi-agensi pada dasarnya berargumen jika aktor dan sistem internasional merupakan suatukomponen yang saling memengaruhi antara satu sama lain. Seperti yang disinggung pada bagian sebelumnya bahwa konstruktivisme berusahamenjelaskan jika sistem internasional tidak semata-mata dibentuk oleh realitas objektif tunggal,tetapi di dalamnya ada peran norma, aturan, dan nilai-nilai sosial yang dijiwai. Pada bagianselanjutnya penulis akan mencoba untuk menganalisis kebijakan IJEPA berdasarkan proposisitersebut.. Jika melihat hubungan kerja sama di antara Jepang dan Indonesia, itu tidak hanyadilatarbelakangi oleh faktor material, tetapi ada nilai sosial yang terbentuk di antara kedua negaratersebut. Nilai-nilai itu tidak terlepas dari aspek historis, mengingat Jepang pernah menjajahIndonesia selama beberapa tahun. Tidak hanya itu, identitas dan kepentingan nasionalmasing-masing negara juga turut menjadi faktor mengapa Jepang dan Indonesia melakukan kerjasama di berbagai bidang. Sejalan dengan apa yang dituliskan oleh Wicaksana 2018 bahwa parapakar konstruktivis berargumen jika selain aspek material, terdapat aspek nonmaterial sepertinorma dan identitas yang turut memengaruhi suatu kebijakan luar Indonesia-Jepang dari Kacamata KonstruktivismePada bagian ini penulis akan menganalisis dan membuktikan bahwa IJEPA merupakansuatu bentuk kerja sama yang tidak hanya dilatar belakangi oleh faktor material, tetapi komponenseperti nilai, norma, dan identitas juga turut menjadi pemicu. Indonesian-Japan EconomicPartnership Agreement atau IJEPA adalah sebuah perjanjian kerja sama dalam bidang ekonomiantara Jepang dan Indonesia. Perjanjian ini disepakati dengan cara ditandatangani oleh kepalanegara Jepang dan Indonesia di Jakarta pada tanggal 20 Agustus 2007. IJEPA bertujuan untukmenghilangkan atau mengurangi jumlah bea yang masuk, memberikan fasilitas pada keduanegara, serta memberi ruang bagi Jepang dan Indonesia untuk melakukan kerja sama. Setelahbeberapa tahun berlaku, IJEPA membawa banyak manfaat yaitu, terjadi peningkatan kinerjaperdagangan barang dan jasa, investasi, pengiriman tenaga kerja, daya saing, serta daya memutuskan kebijakan tersebut, tentunya Indonesia dan Jepang memilikipertimbangannya masing-masing. Jika ditinjau dari aspek material, Jepang dan Indonesiamerupakan negara di Asia yang mempunyai sumber daya alam berlimpah. Perspektifkonstruktivisme memandang jika sebuah kebijakan yang diambil oleh suatu negara tidak hanyakarena aspek material saja, tetapi ada faktor nilai dan identitas yang melatarbelakanginya. Jika melihat nilai historis di antara kedua negara, maka kita bisa mendapati bahwa pada awalnyahubungan Jepang dan Indonesia tidak cukup baik, mengingat Jepang pernah menjajah Indonesiaselama beberapa tahun. Kemudian hubungan di antara kedua negara perlahan-lahan mulaimembaik, dimulai dari masa orde lama dan terus terjaga hingga sekarang. Nilai-nilai yangsebelumnya ada, perlahan dikonstruksi kembali menjadi sebuah nilai dan identitas yang Fierke 2007, identitas dalam politik internasional tidak bersifat statis, tetapi terusberubah selama aktornya masih berinteraksi dengan lingkungannya. Budaya, sosial, politik, danmaterial merupakan beberapa aspek yang membentuk sebuah yang telah penulis singgung pada bagian sebelumnya, jika hubungan antaraJepang dan Indonesia telah terbentuk sejak masa penjajahan. Suatu hubungan merupakan hasildari proses historis dan interaksi yang terjadi antar negara seiring waktu Fierke 2007. Meskipunberada pada satu kawasan benua Asia, Jepang dan Indonesia merupakan dua negara yangmemiliki norma, nilai, dan budaya yang berbeda. Berdasarkan Wendt 1999 disebutkan jikakultur atau budaya yang dimiliki oleh aktor dapat memicu sebuah konflik ataupun kerja tersebut berpengaruh kepada peran dan perilaku para aktor dalam struktur oleh Wendt 1999 bahwa ada tiga jenis teori kultur anarki yang dapat terbentukdalam sistem internasional, yakni 1 teori Hobbesian atau musuh; 2 teori Lockean atau rival;dan 3 teori Kantian atau teman. Hobbesian merupakan kultur anarki di mana negaramenganggap satu sama lain sebagai musuh serta menolak eksistensinya dalam hubunganinternasional. Sedikit berbeda dengan Lockean yang merepresentasikan negara satu dengan yanglain sebagai rival, tetapi tetap mengakui keberadaan satu sama lain. Kemudian ada kultur anarkiKantian yang merepresentasikan negara satu dengan yang lain sebagai teman, mengakuikeberadaannya serta menjalin kerja sama atau hubungan timbal Indonesia dan Jepang berangkat dari peristiwa penjajahan yang dilakukan olehJepang pada tahun 1942-1945. Setelah beberapa tahun penuh kesengsaraan dan air mata,Indonesia akhirnya mencapai kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Penjajahan yangdilakukan Jepang memberi trauma dan pengalaman buruk bagi masyarakat Indonesia. Hubungandi antara kedua negara kemudian kian memburuk pasca Indonesia meraih melalui proses yang begitu panjang, akhirnya pada bulan April 1958 Jepang danIndonesia sepakat untuk berdamai dengan menandatangani Perjanjian Perdamaian. Kedua negarakemudian menjalin hubungan baik sejak saat itu. Jika ditinjau dari teori kultur anarki yang dijelaskan oleh Wendt, interaksi antara Jepang dan Indonesia masuk dalam kategori di antara kedua negara tersebut berjalan dengan baik melihat banyak kerja sama yangdisepakati. Dalam bidang ekonomi salah satunya lewat perjanjian IJEPA, dan untuk bidang sosialbudaya terlihat dari beredarnya animasi Jepang yaitu anime di interaksi antara Jepang dan Indonesia dipengaruhi dari nilai-nilai yang dianutdan dibagikan oleh kedua negara. Jika dilihat dari kacamata liberalis, perjanjian ekonomi sepertiIJEPA murni disebabkan oleh faktor material. Akan tetapi, bagi kaum konstruktivis tidaksemata-mata karena material saja. Perspektif konstruktivisme memandang jika keputusan aktorinternasional tergantung dari kepentingan nasionalnya. Selain itu, konstruktivis melihat bahwaidentitas dan kepentingan merupakan faktor internal. Identitas adalah sesuatu yang membentukkepentingan, dan kepentingan memengaruhi identitas Wendt 1999. Tanpa sebuah identitas,suatu negara tidak dapat menentukan kepentingannya, karena identitas dan kepentinganmerupakan aspek yang tidak terpisahkan. Sebuah negara dapat memiliki lebih dari satu identitas,contohnya Indonesia yang memiliki Pancasila, bahasa nasional Indonesia, serta sering dijulukisebagai negara kepulauan terbesar. Sebagai sebuah negara kepulauan, Indonesia melimpahdengan sumber daya alamnya. Berdasarkan identitas tersebut, terbentuklah kepentingan nasionalIndonesia, salah satunya ingin menyejahterakan masyarakat. Implementasinya terlihat dari upayaIndonesia untuk melakukan ekspor sumber daya alam ke luar negeri. Jepang adalah salah satunegara yang menjadi mitra perdagangan Indonesia. Hal tersebut juga sejalan dengan kepentinganJepang yaitu ingin melakukan investasi. Kerja sama bidang ekonomi ini akhirnya disetujui dalamperjanjian hukum yakni IJEPA. Kepentingan nasional dan identitas Indonesia-Jepangmengantarkan kedua negara tersebut untuk menandatangani IJEPA. Adapun tujuan dan manfaatyang ingin dicapai IJEPA telah penulis uraikan pada bagian uraian materi di atas, dapat dilihat bahwa teori konstruktivisme merupakanteori turunan dari Ilmu Sosiologi yang kemudian diadaptasi dan berkembang di Ilmu HubunganInternasional. Perspektif konstruktivisme muncul untuk menjawab fenomena-fenomenainternasional yang tidak dapat dijelaskan oleh teori klasik HI yang lain. Salah satu asumsi dasardari konstruktivisme yakni aktor dan sistem internasional saling memengaruhi satu sama lain. Berbeda dengan teori neo-realisme yang memandang sistem internasional membentuk perilakunegara, dan teori neo-liberalisme yang berargumen jika perilaku negara yang membentuk sisteminternasional. Perspektif konstruktivisme juga menggarisbawahi pentingnya nilai dan aktor internasional bisa diidentifikasi berdasarkan nilai dan norma yang dianut olehsang aktor. Berdasarkan uraian penulis pada bagian-bagian sebelumnya, kacamatakonstruktivisme bisa kita pakai untuk melihat hubungan antara Jepang dan Indonesia, khususnyalewat kebijakan IJEPA mereka. Dibalik kerja sama tersebut, tidak hanya faktor material yangmenjadi pertimbangan kedua negara, tetapi ada faktor identitas dan kepentingan nasional yangmelatarbelakanginya. Hal tersebut juga berlaku dalam menentukan kebijakan-kebijakan luarnegeri yang lain. Dapat disimpulkan bahwa kehadiran teori konstruktivisme pada IlmuHubungan Internasional memberi warna baru dalam menganalisis K. M, 2007. “Constructivism”, dalam Dunne, Tim ed., 2007. International RelationsTheories. Oxford Oxford University PressWardhani, Baiq, 2022. Sesi Pengajaran Mata Kuliah Teori Hubungan Internasional pada 5 April2022. Alexander, 1999. Social Theory of International Politics. Cambridge CambridgeUniversity PressWicaksana, I Gede Wahyu, 2018. “Konstruktivisme”, dalam Dugis, Vinsensio ed., 2018. TeoriHubungan Internasional Persepktif-Perspektif Klasik. Surabaya Airlangga UniversityPress. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Pengajaran Mata Kuliah Teori Hubungan Internasional pada 5Baiq WardhaniWardhani, Baiq, 2022. Sesi Pengajaran Mata Kuliah Teori Hubungan Internasional pada 5 April 2022. Hubungan Internasional Persepktif-Perspektif KlasikI Gede WicaksanaWahyuWicaksana, I Gede Wahyu, 2018. "Konstruktivisme", dalam Dugis, Vinsensio ed., 2018. Teori Hubungan Internasional Persepktif-Perspektif Klasik. Surabaya Airlangga University Press.
Penjelasan Tujuan hizbullah bagi jepang Untuk membantu jepang dalam memenangkan perang asia hizbullah bagi indonesia Untuk digunakan sebagai persiapan menuju cita cita indonesia Merdeka jadi itu maksud dari pendirian hizbullah antara jepang dan indonesia, dihafalkan ya agar membantu dan bermanfaat ya ^_^